TEMANGGUNG, Indonesia adalah negeri dengan Sejuta potensi objek wisata. Banyak sekali yang bisa ditawarkan dari Tanah air kita. Mulai dari wisata belanja, wisata kuliner, dan wisata petualangan. Pada dasarnya wisata itu adalah kebutuhan rohani. Karena berkaitan dengan suasana hati yang ingin mengalami hal-hal yang menyenangkan. Namun bagaimana jika kita ingin merasakan kedamaian dan suasana yang tenang?
Desa Getas, Kecamatan Kaloran adalah solusi yang dapat memberikan pengalaman spiritual berharga bagi anda yang menginginkan ketentraman. Berada di Dusun Kemiri, terdapat sebuah tempat yang dinamakan Gunung Watu Payung.
Gunung Watu Payung adalah Sebuah bukit batu yang dijadikan tempat pertapaan bagi warga sekitar Kabupaten Temanggung, Bahkan Hingga ke Wilayah Jawa Tengah. Sejarah Gunung Watu Payung yang dituturkan oleh Sekretaris Desa Getas, Bapak Suparmin, dikisahkan bahwa pada zaman Kerajaan Mataram Kuno tiga orang abdi dalem keraton (Raden Sambang, Tri Mangunkusuma, Sukma Indra) sedang mengadakan perjalan ke Watu Payung untuk melakukan pertapaan. Memang sejak dahulu Watu Payung terkenal sebagai tempat bertapa, tempat menyepi - sebuah kegiatan spiritual yang lazim dilakukan orang-orang Jawa Kuno, dimana terdapat sembilan pertapaan di Watu Payung. Hingga saat ini ada 4 Pertapaan yang masih sering digunakan, yaitu pertapaan Umum, Pertapaan Tayub, Pertapaan Punakawan, dan pertapaan khusus Umat Buddha.
Sebagai tempat pertapaan, para wisatawan datang ke Gunung Payung tanpa membawa barang-barang yang berpotensi mengganggu mereka. Mereka meninggalkan motor, ponsel, dan barang-barang lain di pintu masuk pertapaan. Tujuan mereka bertapa biasanya adalah untuk menyucikan hati dan juga mendekatkan diri dengan Tuhan. Pertapaan juga adalah salah satu bentuk dari adat istiadat dan kearifan lokal masyarakat Desa Getas.
Selain tempat pertapaan, Gunung Payung adalah tempat yang cocok bagi para fotografer yang berburu momen matahari terbit atau "Sunrise". Lanskap yang disuguhkan puncak gunung Payung sangat memanjakan mata. Sejauh mata memandang anda akan melihat hutan, sawah, dan juga pemukiman-pemukiman warga yang tersaji indah. Keindahan pemandangan yang disuguhkan menarik minat warga sekitar Kecamatan Kaloran yang datang untuk berfoto, atau sekedar bercengkrama bersama teman-teman dan orang-orang terkasih.
Potensi Gunung Payung sangat besar untuk berkembang menjadi pusat wisata spiritual. Tetapi masih banyak hal yang perlu dipertimbangkan oleh Pemerintah setempat, dalam hal ini Dinas P. Sampah yang berserakan, palang-palang besi yang patah dan hilang adalah contoh perlunya Pengelolaan yang profesional sangat meningkatkan kualitas infrastruktur dan fasilitas yang sudah ada demi kenyamanan dan image objek wisata tersebut. Publikasi dan promosi yang baik adalah faktor yang berpengaruh besar terhadap peningkatan potensi Gunung Payung sebagai pusat wisata spiritual
Desa Getas, Kecamatan Kaloran adalah solusi yang dapat memberikan pengalaman spiritual berharga bagi anda yang menginginkan ketentraman. Berada di Dusun Kemiri, terdapat sebuah tempat yang dinamakan Gunung Watu Payung.
Gunung Watu Payung adalah Sebuah bukit batu yang dijadikan tempat pertapaan bagi warga sekitar Kabupaten Temanggung, Bahkan Hingga ke Wilayah Jawa Tengah. Sejarah Gunung Watu Payung yang dituturkan oleh Sekretaris Desa Getas, Bapak Suparmin, dikisahkan bahwa pada zaman Kerajaan Mataram Kuno tiga orang abdi dalem keraton (Raden Sambang, Tri Mangunkusuma, Sukma Indra) sedang mengadakan perjalan ke Watu Payung untuk melakukan pertapaan. Memang sejak dahulu Watu Payung terkenal sebagai tempat bertapa, tempat menyepi - sebuah kegiatan spiritual yang lazim dilakukan orang-orang Jawa Kuno, dimana terdapat sembilan pertapaan di Watu Payung. Hingga saat ini ada 4 Pertapaan yang masih sering digunakan, yaitu pertapaan Umum, Pertapaan Tayub, Pertapaan Punakawan, dan pertapaan khusus Umat Buddha.
Sebagai tempat pertapaan, para wisatawan datang ke Gunung Payung tanpa membawa barang-barang yang berpotensi mengganggu mereka. Mereka meninggalkan motor, ponsel, dan barang-barang lain di pintu masuk pertapaan. Tujuan mereka bertapa biasanya adalah untuk menyucikan hati dan juga mendekatkan diri dengan Tuhan. Pertapaan juga adalah salah satu bentuk dari adat istiadat dan kearifan lokal masyarakat Desa Getas.
Selain tempat pertapaan, Gunung Payung adalah tempat yang cocok bagi para fotografer yang berburu momen matahari terbit atau "Sunrise". Lanskap yang disuguhkan puncak gunung Payung sangat memanjakan mata. Sejauh mata memandang anda akan melihat hutan, sawah, dan juga pemukiman-pemukiman warga yang tersaji indah. Keindahan pemandangan yang disuguhkan menarik minat warga sekitar Kecamatan Kaloran yang datang untuk berfoto, atau sekedar bercengkrama bersama teman-teman dan orang-orang terkasih.
Potensi Gunung Payung sangat besar untuk berkembang menjadi pusat wisata spiritual. Tetapi masih banyak hal yang perlu dipertimbangkan oleh Pemerintah setempat, dalam hal ini Dinas P. Sampah yang berserakan, palang-palang besi yang patah dan hilang adalah contoh perlunya Pengelolaan yang profesional sangat meningkatkan kualitas infrastruktur dan fasilitas yang sudah ada demi kenyamanan dan image objek wisata tersebut. Publikasi dan promosi yang baik adalah faktor yang berpengaruh besar terhadap peningkatan potensi Gunung Payung sebagai pusat wisata spiritual